Keindahan uslub
al-Qur’an benar-benar membuat orang-orang Arab dan atau luar Arab kagum dan
terpesona. Kehalusan bahasa , keanehan yang menakjubkan dalam ekspresi,
cirri-ciri khas balaghah
dan fashahah baik
yang abstrak maupun konkrit, dapat mengungkapkan rahasia keindahan dan
kekudusan al-Qur’an. Barangsiapa mampu menggali rahasia balaghah al-Qur’an
itu, dia akan bisa mengeluarkan khazanah kandungannya. Di dalam al-Qur’an
terkandung nilai-nilai istimewa dimana tidak akan terdapat dalam ucapan manusia
menyamai isi yang terkandung didalamnya.
Nabi Saw. pernah menantang orang-orang kafir untuk bertanding melawan al-Qur’an. Ternyata mereka tidak mampu dan kebingungan. Jago-jago retorika Arab menjadi bungkam seribu bahasa. Tantangan tersebut dikemukakan pada masa di mana kemampuan untuk menunjukkan dan merealisasikan bidang sastra memungkinkan, dan bakat bangsa Arab dalam lapangan ini tumbuh dengan subur.
Al-Zarqani menyatakan bahwa bahasa Arab sejak turunnya al-Qur’an sampai saat ini telah dilalui dengan berbagai fase antara pasang surut, meluas dan menyempit, bergerak dan statis serta modern dan kolot. Sedangkan al-Qur’an berada dalam fase yang paling atas yang akan menguasai semuanya. Al-Qur’an tetap akan memancarkan nur dan hidayahnya, melimpahkan keaslian dan keagungannya, mengalirkan kelembutan dan kebesaran, mengeluarkan keindahan dan kemegahan.
Al-Qur’an dalam uslubnya yang menakjubkan mempunyai beberapa keistimewaan, diantaranya:
1. Kelembutan al-Qur’an secara lafdziah yang
terdapat dalam susunan suara dan keindahan bahasanya.
2. Keserasian al-Qur’an baik untuk awam maupun
cendekiawan dalam arti bahwa semua orang dapat merasakan keagungan dan
keindahan al-Qur’an
3. Sesuai dengan akal dan perasaan, dimana al-Qur’an
memberikan doktrin pada akal dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan
sekaligus
4. Keindahan sajian al-Qur’an serta susunan bahasanya
seolah olah merupakan suatu bingkai yang dapat memukau akal dan memusatkan
tanggapan serta perhatian
5. Keindahan dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta
beraneka ragam dalam bentuknya, dalam arti bahwa satu makna diungkapkan dalam
beberapa lafadz dan
susunan yang bermacam-macam yang semuanya indah dan halus
6. Al-Qur’an mencakup dan memenuhi persyaratan antara
bentuk global (ijmal)
dan bentuk yang terperinci (tafshil)
7. Dapat dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang
tersurat (yang dikemukaan)
Gaya bahasa al-Qur’an mencakup semua bentuk puisi dan prosa. Apakah Anda
pernah mengenal (menyaksikan) warna-warna yang lebih segar ketimbang keelokan
wajah-wajah bahagia yang mengarah pandangan kepada Allah Swt? Atau pernahkah
Anda melihat warna yang lebih suram daripada wajah-wajah celaka yang hitam
pekat? Sebagaimana firmanNya:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ
نَّاضِرَةٌ (٢٢Pada hari akhirat itu, muka (orang-orang yang beriman) berseri-seri;
إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (٢٣
Melihat kepada Tuhannya.
وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍۭ بَاسِرَةٌ (٢٤
Dan pada hari itu, muka (orang-orang kafir) suram,
تَظُنُّ أَن يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ (٢٥
Sambil percaya dengan yakin bahwa mereka akan ditimpa malapetaka (azab siksa) yang membinasakan.
Sumber: "Al-Qur'an mermbangun Tradisi kesalehan hakiki" karya Prof.Dr.H.Agil Husin Al-Munawar,M.A.
0 komentar:
Posting Komentar