Sejak diturunkan, Al-Qur’an senantiasa
menjadi rujukan utama umat Islam dalam mengarungi bahtera kehidupan. Di hati
mereka, Al-Qur’an adalah cahaya penerang jalan hidup menuju ridla Allah.
Kenyataan ini dibuktikan oleh antusiasme umat Islam untuk menghafalnya. Atau,
minimal membaca dan merenungi maknanya setiap saat.

Perhatian yang
tinggi terhadap keistimewaan menghafal Al-Qur’an ditunjukkan saat Rasulullah
menetapkan laki-laki muda sebagai ketua rombongan karena hafal beberapa surat
dan surat Al-Baqarah, kemudian salah seorang yang terhormat di antara mereka
berkata, “Demi Allah aku tidak mempelajari dan menghafal surat Al-Baqarah
karena aku takut tidak dapat menjalankan isinya.”
Mendengar komentar itu Rasulullah saw bersabda, “Pelajarilah
Al-Qur’an dan bacalah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang mempelajari
Al-Qur’an dan membacanya adalah seperti tempat air penuh dengan minyak wangi
misik, harumnya menyebar ke mana-mana. Dan barang siapa yang mempelajarinya
kemudian ia tidur dan di dalam hatinya terdapat hafalan Al-Qur’an adalah
seperti tempat air yang tertutup dan berisi minyak wangi misik.” (HR
Tirmidzi)
Subhanallâh.
Betapa kaya hati orang para penghafal Al-Qur’an. Betapa mulia mereka. Tubuh dan
jiwa mereka senantiasa menebarkan bau surga bagi lingkungan sekitarnya.
Pastilah bahwa mereka adalah orang-orang suci yang selalu dipelihara Allah.
Pendek kata, penghafal Al-Qur’an senantiasa mendapatkan tempat terhormat di
dunia maupun di akhirat kelak.
Hal itu selaras dengan sabda Rasulullah saw, “Penghafal
Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat, kemudian Al-Qur’an akan berkata, ‘Wahai
Tuhanku pakaikanlah pakaian untuknya,’ Kemudian orang itu dipakaikan mahkota
karomah (kehormatan) Al-Qur’an kembali meminta, ‘Wahai Tuhanku tambahkanlah,’
Lalu orang itu dipakaikan jubah karomah. Kemudian Al-Qur’an memohon lagi,
‘Wahai Tuhanku, ridailah dia,’ Allah swt pun meridlaiya. Dan diperintahkan kepada
orang itu, ‘Bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga). Allah swt
menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR
Baihaqi)
Balasan Allah
di akhirat bukan hanya bagi penghafal Al-Qur’an, namun juga bagi kedua orang tuanya,
dan ia dapat memberikan sinarnya itu kepadanya dengan berkah Al-Qur’an.
Dari Buraidah, Rasulullah saw bersabda, “Siapa
yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan
mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahanya seperti cahaya matahari dan kedua
orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di
dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena
kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur’an.” (HR
Abu Daud)
Kedua orang tua
itu mendapatkan kemuliaan karena mengarahkan anaknya untuk menghafal dan
mempelajari Al-Qur’an sejak kecil. Mendidik anak agar mencintai Al-Qur’an
berarti upaya mengantarkan mereka meraih gerbang kesuksesan hidup, baik di
dunia maupun di akhirat.
Semoga ulasan
ini dapat memotivasi kita untuk menjadi penjaga wahyuNya. Karena sejatinya
semua manusia punya bakat untuk menghafal, tinggal bagaimana kita menjalankan
amanah itu. Ketika kita dalam keadaan sakaratul maut pun berarti kala itu kita
masih ada kesempatan untuk menghafal kalamNya yang suci itu.
Sumber:
https://majalahqalam.wordpress.com/kolom/tausiyah/janji-allah-bagi-penghafal-qur%E2%80%99an/
0 komentar:
Posting Komentar