hanya ingin berbagi ilmu..agar kita lebih dekat dengan Dzat Yang Maha Perkasa melalui mushaf suciNya.. semoga bermanfa'at ! aamiin :)

Cinta adalah ungkapan lain untuk keindahan yang sempurna. Maka Al-Qur’an lah muaranya. Karena merupakan sumber segala cinta. Dekati Al-Qur’an cinta akan datang dengan sendirinya. Cinta tidak memerlukan definisi, karena-selain tidak mudah menentukan genus dan diferensia yang tepat- yang diperlukan oleh penghafal Al-Qur’an bukan definisinya, melainkan kekuatan dan keindahannya.



Jika seseorang sudah terkena virus cinta, tentu berbagai macam cara akan terus ditempuh, meskipun nyawa menjadi taruhannya. Rasa capek, sakit, lapar, getir tak dirasakannya lagi, karena dia begitu yakin akan manisnya hasil akhir perjuangan itu. Lalu, jika bisa nekat melakukan sesuatu yang dapat merenggut jiwanya demi orang yang kita cintai, kenapa kita tidak bisa melakukannya untuk Al-Qur’an, realitas dan puncak dari segala cinta?

 Rasa cinta terhadap Al-Qur’an bisa muncul kapanpun dan dimanapun. Terpesona terhadap sesuatu yang indah dan menyentuh hati adalah sebuah fitrah manusia. Kalau hati bisa terpesona melihat keindahan bunga-bunga yang bermekaran di musim semi dan tersentuh hatinya mendengarkan alunan musik alam yang syahdu, tentunya hati manusia akan lebih tersentuh oleh keindahan Al-Qur’an. Karena dia adalah firman Allah Yang Maha Agung, Maha Suci, Maha Indah dan Maha Besar. Al-Qur’an lebih indah dari semua itu. Seandainya Allah membiarkan mereka (alam semesta dan seisinya) mendengarkan Al-Qur’an sebagaimana terjadi pada kitab Zabur, niscaya alam akan berhenti beroperasi karena terkesima akan keindahan Al-Qur’an.

Orang yang berkeinginan besar untuk bahagia tentu akan melakukan pendekatan dengan sosok yang diyakini mampu mewujudkan bahagianya. Kalu sosok itu bukan Al-Qur’an, siapa lagi? Al-Qur’an, sebagaimana Surah Al-Waqiah adalah Karim, pemberi banyak keinginan, harapan, dan kebahagiaan, serta pemberi syafaat di hari kiamat kelak.

Terkadang sebuah harapan itu terlampau besar hingga tampak mustahil untuk meraihnya, ditambah usaha-usahanya yang belum sebanding. Untuk itu cintai dan akrabi Al-Qur’an. Yakni dengan membacanya dan menghayatinya, karena berinteraksi dengan Al-Qur’an merupakan tugas suci yang menyebabkan pembacanya sejajar dengan para malaikat dan dikabulkan doanya. Begitulah Al-Qur’an diciptakan Allah Swt untuk memberi cahaya dalam kegelapan, keindahan dalam keburukan. Untuk itu, tak ada lagi alasan untuk berpaling darinya, apalagi meninggalakannya.

Sumber: buku “Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Qur’an” karya D.M Makhyaruddin



0 komentar:

Posting Komentar

ta'aruf yuk!